nature beauty

banner image
banner image

Jangan Berpikir Positif


Tepat gak sih kalo kamu lagi mengalami masa sulit, misalnya kehilangan anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, atau dirampok, lalu orang di sekeliling kamu bilang,


"Semuanya baik-baik aja kok"

"Halah gak usah dipikirin"

"Udahlah positive thinking aja"

 dan sebagainya?


Mereka minta kamu untuk melupakan apa yang terjadi. 

Melupakan bahwa kamu sedang mengalami masa sulit.

Melupakan bahwa kita punya hati.

Dan hati kita sedang sedih.


Apakah tepat?


Kalimat dan ucapan seperti itu sering terjadi, sampai para ahli kesehatan mental punya nama khusus, yaitu Toxic Positivity.


Dilansir dari Alodokter,

Toxic positivity adalah kondisi ketika seseorang menuntut dirinya sendiri atau orang lain untuk selalu berpikir dan bersikap positif serta menolak emosi negatif.


https://drive.google.com/uc?export=view&id=1DVO0Y371gmTvXFVeAsWh6Nqsd-WirGOc

Saat suatu hal terjadi, seseorang yang terjebak dalam toxic positivity akan terus berusaha menghindari emosi negatif, seperti sedih, marah, atau kecewa.


Padahal, emosi negatif juga penting untuk dirasakan dan diekspresikan, bukan?


Tabitha Kirkland, seorang psikolog dan professor pengajar di Universitas Washington mengatakan bahwa Toxic Positivity adalah cara menanggapi penderitaan diri sendiri atau orang lain dengan menunjukkan rasa yang terlihat kurang berempati. Hal tersebut adalah dengan menghilangkan emosi alih-alih menegaskannya.


Toxic Positivity biasanya terjadi tanpa disengaja. 


Biasanya terjadi saat kita ingin membantu seseorang tapi tidak tahu harus berkata apa.


Pernah kan mengalami situasi itu?


Kalimat "Udahlah. Positif thinking aja" mungkin dapat meredakan emosi. 
Tujuannya pun bisa untuk menguatkan diri sendiri atau setidaknya menunjukkan rasa simpati kita pada orang lain.


Tapi tetap gak boleh mengabaikan emosi negatif, kan?


Nyatanya, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa orang yang menolak emosi negatifnya hanya akan merasa lebih buruk dari sebelumnya.


Lagian, bukan kah bintang dapat bersinar dan menarik karena ada kegelapan?


Pada dasarnya, kalo kita mencoba untuk menghilangkan suatu emosi, sebetulnya dia akan balik lagi dan ngeburu kita terus, sampai kita benar-benar berdamai dengannya.


Nah, beberapa orang berpikir bahwa menjadi orang yang bahagia berarti nggak merasakan hal-hal buruk. Tapi ya, itu aneh.


Kita semua punya banyak emosi dalam hidup, termasuk emosi negatif seperti sedih, marah, atau kecewa. Itulah emosi manusia.


Sayangnya,


Dengan hanya berpikir positif, banyak orang beranggapan bahwa dia akan bisa melewati semua hal dengan baik.


Dan mereka percaya bahwa berpikir positif adalah cara yang tepat untuk melewati semua masalah.


Padahal gak selamanya seperti itu.


Being positive is good but suppressing your emotions to appear positive is toxic.


Jadi, berpikir positif tuh gak selamanya baik.


Pada situasi yang gak tepat, sikap positif bisa berubah jadi “toxic positivity.”


Emangnya, 


Sejak kapan sih kamu harus selalu bahagia?

Sejak kapan kamu gak boleh stress?


Sejak kapan kamu bukan lagi menjadi manusia?


“You can fight toxic positivity by acknowledging or recognizing that multiple complex emotions can exist in you all at once.” - Jenny Maenpaa, New York City Therapist.


Bagaimana pun juga, kamu boleh kok merasa sedih.
Menangis sekeras mungkin sampai suaramu habis.


Menangis tentang perpisahan.


Menangis tentang kehilangan.


Gak apa apa jika kamu merasa kecewa.


Kamu marah pada keadaan sampai tak bisa lagi berkata apa - apa.


Karena pada dasarnya, kita adalah manusia - yang memiliki hati dengan sejuta emosi.



Agung Mardiyanto.

Jangan Berpikir Positif Jangan Berpikir Positif Reviewed by Anonymous on August 12, 2022 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.